ISU ARSITEKTUR YANG GAGAL DAN BERHASIL
Konsep
dari Karya Arsitektur yang Gagal Untuk Diaplikasikan
Karya
arsitektur dapat dikatakan berhasil apabila dapat diwujudkan dalam bentuk yang
nyata. Namun ketika desain tersebut hanya berupa gambar dan tidak diwujudkna
dalam kehidupan ataupun di bangunan sangatlah tidak berarti apa-apa, bisa dikatakan itu hanya berupa arsip dan koleksi gambar.
Inilah
beberapa karya arsitektur yang memiliki desain yang sangat mengagumkan namun
tidak dapat diaplikasikan ke kehidupan nyata.
1.
Hotel Attraction Designed in 1908 for New York City
Hotel Attraction maunya
menjadi gedung tertinggi di New York pada saat itu. Didesign oleh Antoni Gaudi,
tinggilnya adalah 360 meter, dan tampaknya sangat tak mungkin pada waktu itu.
Sedikit sekali fakta yang diketahui tentang proyek ini sampai ketika tahun
1956, sebuah buku berjudul “The NEw World Called Gaudi” diterbitkan. Tidak jelas
mengapa proyek ini dihentikan.
2.
Tatlin’s Tower Designed around 1917 for St. Petersburg Russia
Tatlin’s Tower kalau
jadi dibangun, akan membuat Eiffel Tower terkesan mini. Rencananya, bangunan
ini terbuat dari besi, kaca, dan baja. Menara ini tadinya akan dijadikan simbol
modernitas. Bentuk utama menara ini adalah twin helix yang naik secara spiral
sampai tinggi 400m, dimana orang2 bisa ditransportasikan ke atas, melalui jalur
itu.
3. Beacon of Progress Designed around 1891 for Chicago Illinois
Rencananya adalah sebuah menara batu setinggi 457 meter di Jackson Park, Chicago. Design yang memenangkan penghargaan ini dikemukakan oleh Professor MIT Désiré Despradelle, seorang Prancis. Dengan lebih banyak dukungan dana, bangunan ini bisa jadi bangunan buatan manusia tertinggi di dunia saat itu.
4.
Ville Contemporaine Designed in 1922 for Paris France
The Ville Contemporaine
tadinya hendak dijadikan tempat tinggal bagi 3 juta penduduk. Ville ini dikemukakan
oleh arsitek Swiss-Prancis Le Corbusier. Bagian tengah bangunan ini
direncanakan adalah sekelompok pencakar langit 60 tingkat yang dibangun dengan
logam baja dan diselubungi oleh dinding kaca. Digunakan untuk kantor dan
apartemen. Tidak jelas mengapa proyek ini dihentikan.
5.
Palace of Soviets Designed in 1933 for Moscow Soviet Union
Jika Palace of Soviets
jadi dibangun, ia akan menjadi struktur tertinggi di dunia. Konstruksi yang
dipelopori oleh Boris Iofan’s ini sebenarnya sudah dimulai di tahun 1937 dan
diberhentikan karena invasi Jerman. Tahun 1942, bahan besi nya digunakan untuk
membuat jembatan.
Kegagalan
Konstruksi dan Bangunan
Kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan
dikategorikan dalam UU Konstruksi No. 18 Tahun 1999 sebagai suatu pelanggaran
yang dapat dikenakan sanksi pidana bila terbukti bersalah. Kegagalan konstruksi
adalah kegagalan yang terjadi pada masa berlangsungnya kegiatan konstruksi di
lapangan, sedangkan kegagalan bangunan terjadi pada saat bangunan sudah
diserahterimakan, namun masih dalam masa pemeliharaan atau masih dalam tanggung
jawab pelaksana konstruksi, max 10 tahun.
Undang-Undang
telah mengatur bahwa kegagalan konstruksi yang terjadi harus diperiksa dan
diputuskan, apa dan siapa yang bersalah oleh Ahli Penilai. Namun sayangnya,
selama ini di dalam kenyataannya amat sedikit sekali kasus kegagalan konstruksi
yang diserahkan kepada Ahli Penilai (Forensik Engineer/Expert Witness).
Dan yang lebih disayangkan lagi, kasus-kasus yang pernah ada tersebut, jarang
dibuka kembali, dan dibiarkan berlalu begitu saja. Maka banyak ahli di
Indonesia yang tidak belajar dari kesalahan. Akibat dari hal ini, citra mutu
pekerjaan konstruksi di Indonesia beraroma kurang sedap. Karena kasus yang sama
bisa terjadi berulang-ulang.
ARSITEKTUR YANG BERHASIL
Arsitektur
hijau merupakan
langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara
meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal. Istilah
keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana Menteri Norwegia GH
Bruntland memformulasikan pengertian Pembangunan Berkelanjutan (sustaineble
development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan
manusia masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri.
Keberlanjutan
terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan energi, ekonomi,
sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapanarsitektur hijau akan
memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan.
Aplikasui arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang
berkelanjutan. Berikut ini adalah beberapa contoh gambar-gambar bangunan yang
menggunakan konsep Green Architecture.
Prinsip-prinsip
Green Architecture
Penjabaran
prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah
mendesain green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green
Architecture Design fo Sustainable Future:
1. Conserving
Energy (Hemat Energi)
Sungguh
sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan
sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu
yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya
adalah desain bangunan harus
mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah
lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari
sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:
1. Banguanan
dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi
listrik.
2. Memanfaatkan
energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber
listrik dengan menggunakan alat Photovoltaicyang diletakkan di atas
atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding
timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar
matahari yang maksimal.
3. Memasang lampu
listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga
menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu
hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang
tertentu.
4. Menggunakan Sunscreen pada
jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas
yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
5. Mengecat interior
bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk
meningkatkan intensitas cahaya.
6. Bangunan tidak
menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya
matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.
7. Meminimalkan
penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.
2. Working
with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Melalui
pendekatan green architecture bangunan beradaptasi
dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim
dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan,
misalnya dengan cara:
1. Orientasi
bangunan terhadap sinar matahari.
2. Menggunakan sistem
air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan
sejuk ke dalam ruangan.
3. Menggunakan
tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di
sekitar bangunan.
4. Menggunakan
jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya
dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
3. Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecturepada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5. Respect
for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan
mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan
keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak
merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
1. Mempertahankan
kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada.
2. Luas permukaan
dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara
vertikal.
3. Menggunakan
material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.
6. Limitting
New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Suatu
bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan
meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat
digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar